Senin, 29 Oktober 2012

Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif

Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
0leh : Didik Setiawan

Bab I
Pendahuluan

A.    Pengantar Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tema yang popular, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu social, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak  teori kepemimpinan yang dikembangkan belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Kepemimpinan dan manajemen sering disama artikan. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen lebih berhubungan dengan efesiensi. Teori-teori kepemimpinan dengan demikian dapat diterapkan pada jabatan manajer.
Yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin ditentukan dari beberapa faktor, yaitu pola hubungan antar tenaga kerja dalam organisasi yang ikut menentukan gaya kepemimpinan seorang manajer, ciri-ciri pribadi yang dimiliki oleh manajer serta pola interaksi (komunikasi) yang dipakai oleh manajer dalam memimpin organisasi.

Bab II

A.    Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu, bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.


Berikut ini Definisi kepemimpinan,diantaranya :
1.      Aktivitas mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela (George R. Terry)
2.      Upaya mempengaruhi orang lain untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama (Harold Koontz)
3.      Proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk menetapkan dan mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Hersey-Blanchard)
4.      Kemampuan mengajak orang lain untuk mencari tujuan tertentu dengan penuh semangat (Keith Davis)

Sedangkan kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah:

1.      Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2.      Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
3.      Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4.      Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu.
5.      Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan pemimpin dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi dan hubungan.
Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya.

B.     Perbedaan Pemimpin dan Manajer
Pemimpin itu berbeda dengan manajer. Tidak semua pemimpin adalah manajer dan tidaj semua manajer adalah pemimpin. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Seseorang bias menjadi pemimpin karena ditunjuk atau karena keinginan kelompok, sedangkan manajer itu ditunjuk dan memiliki kekuasaan legimitasi untuk memberi penghargaan maupun member hukuman pada bawahannya/pengikutnya. Kekuatan mempengaruhi pada manajer karena dimilikinya otoritas formal bukan karena factor individual.
Pengarahan atau perintah dari seorang manajer dalam sebuah posisi wewenang dipatuhi karena mereka harus dipatuhi. Seseorang memiliki wewenang karena posisinya dalam sesuatu organisasi dan bukan karena sifat-sifat pribadinya. Manajer selalu terkait erat dengan keberadaan organisasi, sementara itu seorang pemimpn bias muncul tanpa adanya organisasi.
Terdapat berapa perbedaan antara manajer dengan pemmimpin, yaitu:
1.      Pemimpin memikirkan organisasinya dalam jangka panjang
2.      Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas baik menyangkut kondisi internal, eksternal maupun kondisi global
3.      Pemimpin mempengaruhi pangikutnya sampai di luar batas kekuasaannya
4.      Pemimpin menekankan pada visi dan nilai-nilai yang tidak tampak, mempengaruhi pengikutnya secara tidak rasional dan elemen-elemen tak sadar lainnya dalam hubungannya antara pemimpin dan pangikut
5.      Pemimpin memiliki keterampilan politik untuk mengatasi konflik yang terjadi diantara pengikutnya, dan
6.      Pemimpin berpikir dalam upaya memperbaiki organisasinya.

Dalam mengartikan kepemimpinan sering rancu dengan beberapa istilah seperti status, kekuasaan dan wewenang resmi. Orang yang memiliki status nomor satu, seperti seorang birokrat belum tentu seorang pemimpin. Karena untuk menduduki status tinggi tidak memperhatikan kemampuan kepemimpinan.

C.       Tipe, Gaya dan Karakteristik Kepemimpinan
a.       Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana  pendapat menurut G. R. Terry, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi enam, yaitu:
1.      Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2.      Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.      Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.      Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5.      Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.      Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.      Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2.      Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.      Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Ada juga kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut:
1.      Tipe Kharismatis
2.      Tipe Paternalistis dan Maternalistis.
3.      Tipe Militeristis
4.      Tipe Otokratis/Otoritatif
5.      Tipe Laisser faire
6.      Tipe Populistis
7.      Time Administratif
8.      Tipe Demokratis

b.      Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organinsasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan mengammbarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung,tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Pandangan ini mensyaratkan agar seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membadakan situasi, menentukan gaya yang sesuia untuk situasi tertentu serta mampu mengggunakan gaya tersebut secara benar.
Untuk  menciptakan kepemimpinan yang efektif perlu menerapkan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala sekolah tergantung pada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya,diantaranya:
1.        Gaya Kepemimpinan Delegatif: lebih banyak memberikan dukungan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf jika menghadapi staf yang memilki kemampuan baik dan motivasi ykerja yang baik.
2.        Gaya Kepemimpinan Partisifatif: berpartisipasi aktif dalam mendorong staf untuk menggunakan kemampuannya secara optimal jika mengahadapi staf yang memilki kamapuan kerja baik tetapi motivasi kerja kurang.
3.        Gaya Kepemimpinan Konsultatif: banyak memberikan bimbingan sehingga kemampuan staf secara bertahap meningkat jika menghadapi staf yang memilki kerja yang kurang baik tetapi memilki motivasi kerja baik.
4.        Gaya Kepemimpinan Instruktif: lebih banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi staf dalam mngerjakan tugasnya.

c.       Karakteristik Kepemimpinan
Pemimpin memiliki sifat kepribadian seperti vitalitas dan stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak, kemauan menerima tanggung jawab, kompeten dalam menjalankan tugas, memahami kebutuhan pengikutnya, memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberi semangat, mampu memecahkan masalah, meyakinkan, memiliki kapasitas untuk menang, memiliki kapasitas untuk mengelola-memutuskan-menentukan prioritas, mampu memegang kepercayaan, memiliki pengaruh, mampu beradaptasi atau memiliki fleksibilitas.
Sifat-sifat yang diidentifikasi berhubungan erat dengan kepemimpinan adalah kecerdasan, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, keterampilan teknis dalam bidangnya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, kestabilan emosi dan kontrol pribadi, keterampilan perncanaan dan pengorganisasian, keinginan yang kuat untuk menyelesakan pekerjaan, kemampuan untuk menggerakkan kelompok,  kemampuan untuk berbuat secara efektif, efisien dan tegas.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang selain memiliki kemampuan pribadi baik berupa sifat maupun bakat, juga mampu membaca keadaan pengikut dan lingkungannya. Pemimpin perlu mengetahui kematangan pengikut sebab ada kaitan langsung antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dengan tingkat kematangan pengikut agar pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai.
Di Indonesia kita kenal sebelas ciri pribadi yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yang dianut oleh TNI Angkatan Darat, yaitu:
1.      Takwa
2.      Ing ngarsa sung tuladha
3.      Ing madya mangun karsa
4.      Tut wuri handayani
5.      Waspada purba wisesa
6.      Ambeg para maarta
7.      Prasaja
8.      Satya
9.      Gemi nastiti
10.  Belaka
11.  Legawa










Bab III
Kesimpulan

Kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya.
Terdapat berapa perbedaan antara manajer dengan pemmimpin, yaitu:
7.      Pemimpin memikirkan organisasinya dalam jangka panjang
8.      Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas baik menyangkut kondisi internal, eksternal maupun kondisi global
9.      Pemimpin mempengaruhi pangikutnya sampai di luar batas kekuasaannya
10.  Pemimpin menekankan pada visi dan nilai-nilai yang tidak tampak, mempengaruhi pengikutnya secara tidak rasional dan elemen-elemen tak sadar lainnya dalam hubungannya antara pemimpin dan pangikut
11.  Pemimpin memiliki keterampilan politik untuk mengatasi konflik yang terjadi diantara pengikutnya, dan
12.  Pemimpin berpikir dalam upaya memperbaiki organisasinya.
Ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut:
·         Tipe Kharismatis
·         Tipe Paternalistis dan Maternalistis.
·         Tipe Militeristis
·         Tipe Otokratis/Otoritatif
·         Tipe Laisser faire
·         Tipe Populistis
·         Time Administratif
·         Tipe Demokratis
Untuk  menciptakan kepemimpinan yang efektif perlu menerapkan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala sekolah tergantung pada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya,diantaranya:
·         Gaya Kepemimpinan Delegatif
·         Gaya Kepemimpinan Partisifatif
·         Gaya Kepemimpinan Konsultatif
·         Gaya Kepemimpinan Instruktif
Di Indonesia kita kenal sebelas ciri pribadi yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yang dianut oleh TNI Angkatan Darat, yaitu:
·         Takwa
·         Ing ngarsa sung tuladha
·         Ing madya mangun karsa
·         Tut wuri handayani
·         Waspada purba wisesa
·         Ambeg para maarta
·         Prasaja
·         Satya
·         Gemi nastiti
·         Belaka
·         Legawa
Komunikasi kepemimpinan dalam organisasi meliputi komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal terjadi berdasarkan susunan struktur dalam organisasi itu. Terdapat komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal.


Daftar Pustaka

1.      Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2.      Kartono, Kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3.      Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.
4.      Handoko, T.Hani. 1998. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
5.      Sunyoto Munandar, Ashar. 2004. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.