Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
0leh : Didik Setiawan
Bab I
Pendahuluan
A. Pengantar Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tema yang popular, yang tidak
saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu social, ilmu
perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah
banyak teori kepemimpinan yang
dikembangkan belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Kepemimpinan dan manajemen
sering disama artikan. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas,
sedangkan manajemen lebih berhubungan dengan efesiensi. Teori-teori
kepemimpinan dengan demikian dapat diterapkan pada jabatan manajer.
Yang menentukan keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan dari beberapa faktor, yaitu pola hubungan antar
tenaga kerja dalam organisasi yang ikut menentukan gaya kepemimpinan seorang
manajer, ciri-ciri pribadi yang dimiliki oleh manajer serta pola interaksi
(komunikasi) yang dipakai oleh manajer dalam memimpin organisasi.
Bab II
A.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan
mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga
dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan
sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya
tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu, bahwa pemimpin diharapakan
memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak
memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan
dapat tercapai secara maksimal.
Berikut ini Definisi kepemimpinan,diantaranya :
1.
Aktivitas mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok secara
sukarela (George R. Terry)
2.
Upaya mempengaruhi orang lain untuk ikut dalam pencapaian tujuan
bersama (Harold Koontz)
3.
Proses mempengaruhi
aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk menetapkan dan mencapai tujuan
dalam situasi tertentu (Hersey-Blanchard)
4.
Kemampuan mengajak orang lain untuk mencari tujuan tertentu dengan
penuh semangat (Keith Davis)
Sedangkan
kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah:
1.
Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2.
Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan
bersama.
3.
Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan
tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Melibatkan tiga
hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu.
5.
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Konsep
kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan pemimpin dalam memperoleh
alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan
bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan,
referensi, informasi dan hubungan.
Pada
dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau kelompok untuk mencapai tujuan
tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan oleh pihak
lainnya.
B. Perbedaan
Pemimpin dan Manajer
Pemimpin itu berbeda dengan manajer. Tidak
semua pemimpin adalah manajer dan tidaj semua manajer adalah pemimpin. Pemimpin
adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Seseorang bias menjadi
pemimpin karena ditunjuk atau karena keinginan kelompok, sedangkan manajer itu
ditunjuk dan memiliki kekuasaan legimitasi untuk memberi penghargaan maupun
member hukuman pada bawahannya/pengikutnya. Kekuatan mempengaruhi pada manajer
karena dimilikinya otoritas formal bukan karena factor individual.
Pengarahan atau perintah dari seorang manajer
dalam sebuah posisi wewenang dipatuhi karena mereka harus dipatuhi. Seseorang
memiliki wewenang karena posisinya dalam sesuatu organisasi dan bukan karena
sifat-sifat pribadinya. Manajer selalu terkait erat dengan keberadaan
organisasi, sementara itu seorang pemimpn bias muncul tanpa adanya organisasi.
Terdapat berapa perbedaan antara manajer
dengan pemmimpin, yaitu:
1. Pemimpin
memikirkan organisasinya dalam jangka panjang
2. Pemimpin
memikirkan organisasi secara lebih luas baik menyangkut kondisi internal,
eksternal maupun kondisi global
3. Pemimpin
mempengaruhi pangikutnya sampai di luar batas kekuasaannya
4. Pemimpin
menekankan pada visi dan nilai-nilai yang tidak tampak, mempengaruhi
pengikutnya secara tidak rasional dan elemen-elemen tak sadar lainnya dalam
hubungannya antara pemimpin dan pangikut
5. Pemimpin
memiliki keterampilan politik untuk mengatasi konflik yang terjadi diantara
pengikutnya, dan
6.
Pemimpin berpikir dalam upaya memperbaiki organisasinya.
Dalam mengartikan kepemimpinan sering rancu
dengan beberapa istilah seperti status, kekuasaan dan wewenang resmi. Orang
yang memiliki status nomor satu, seperti seorang birokrat belum tentu seorang
pemimpin. Karena
untuk menduduki status tinggi tidak memperhatikan kemampuan kepemimpinan.
C. Tipe, Gaya
dan Karakteristik Kepemimpinan
a. Tipe
Kepemimpinan
Dalam
setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya
terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya,
hal ini sebagaimana pendapat menurut G.
R. Terry, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi enam, yaitu:
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu
tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan
secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang
bersangkutan.
2.
Tipe
kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras,
sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang
berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.
Tipe kepemimpinan
demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya
sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota
turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan,
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh
yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah
untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada
anaknya.
6.
Tipe
kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari
kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan
adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang
bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia
ikur berkecimpung.
Selanjutnya
menurut Kurt Lewin mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian,
yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja
kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang
berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya
berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota
turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,
pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga
dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian,
segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya
pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak
terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua
pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya,
sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para
bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Ada juga kelompok sarjana lain yang membagi tipe
kepemimpinan sebagai berikut:
1.
Tipe Kharismatis
2. Tipe Paternalistis dan Maternalistis.
3. Tipe Militeristis
4. Tipe Otokratis/Otoritatif
5. Tipe Laisser faire
6. Tipe Populistis
7. Time Administratif
8. Tipe Demokratis
b.
Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku,
sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat
baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran
organinsasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah
pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin.
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari
tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
bawahannya. Gaya kepemimpinan mengammbarkan kombinasi yang konsisten dari
falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung,tentang
keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam
mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola
dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan
kerja sama dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Seorang pemimpin yang efektif harus
menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi
tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Pandangan ini
mensyaratkan agar seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan,
membadakan situasi, menentukan gaya yang sesuia untuk situasi tertentu serta
mampu mengggunakan gaya tersebut secara benar.
Untuk
menciptakan kepemimpinan yang efektif perlu menerapkan gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala sekolah tergantung
pada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya,diantaranya:
1.
Gaya
Kepemimpinan Delegatif: lebih banyak memberikan
dukungan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf jika menghadapi staf
yang memilki kemampuan baik dan motivasi ykerja yang baik.
2.
Gaya
Kepemimpinan Partisifatif: berpartisipasi aktif
dalam mendorong staf untuk menggunakan kemampuannya secara optimal jika
mengahadapi staf yang memilki kamapuan kerja baik tetapi motivasi kerja kurang.
3.
Gaya
Kepemimpinan Konsultatif: banyak memberikan
bimbingan sehingga kemampuan staf secara bertahap meningkat jika menghadapi
staf yang memilki kerja yang kurang baik tetapi memilki motivasi kerja baik.
4.
Gaya
Kepemimpinan Instruktif: lebih banyak memberi
petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi staf dalam mngerjakan
tugasnya.
c.
Karakteristik
Kepemimpinan
Pemimpin memiliki sifat kepribadian seperti
vitalitas dan stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak, kemauan
menerima tanggung jawab, kompeten dalam menjalankan tugas, memahami kebutuhan
pengikutnya, memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain,
kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberi semangat, mampu
memecahkan masalah, meyakinkan, memiliki kapasitas untuk menang, memiliki
kapasitas untuk mengelola-memutuskan-menentukan prioritas, mampu memegang
kepercayaan, memiliki pengaruh, mampu beradaptasi atau memiliki fleksibilitas.
Sifat-sifat yang diidentifikasi berhubungan
erat dengan kepemimpinan adalah kecerdasan, kemampuan untuk bergaul dengan
orang lain, keterampilan teknis dalam bidangnya, kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri dan orang lain, kestabilan emosi dan kontrol pribadi, keterampilan
perncanaan dan pengorganisasian, keinginan yang kuat untuk menyelesakan
pekerjaan, kemampuan untuk menggerakkan kelompok, kemampuan untuk berbuat secara efektif, efisien
dan tegas.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang selain
memiliki kemampuan pribadi baik berupa sifat maupun bakat, juga mampu membaca
keadaan pengikut dan lingkungannya. Pemimpin perlu mengetahui kematangan
pengikut sebab ada kaitan langsung antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk
diterapkan dengan tingkat kematangan pengikut agar pemimpin memperoleh ketaatan
atau pengaruh yang memadai.
Di Indonesia kita kenal sebelas ciri pribadi
yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yang dianut oleh TNI Angkatan
Darat, yaitu:
1. Takwa
2. Ing ngarsa sung
tuladha
3. Ing madya
mangun karsa
4. Tut wuri
handayani
5. Waspada purba
wisesa
6. Ambeg para
maarta
7. Prasaja
8. Satya
9. Gemi nastiti
10. Belaka
11. Legawa
Bab III
Kesimpulan
Kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah Proses
mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang
atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak
lain adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan oleh pihak lainnya.
Terdapat berapa perbedaan antara manajer
dengan pemmimpin, yaitu:
7. Pemimpin
memikirkan organisasinya dalam jangka panjang
8. Pemimpin
memikirkan organisasi secara lebih luas baik menyangkut kondisi internal,
eksternal maupun kondisi global
9. Pemimpin
mempengaruhi pangikutnya sampai di luar batas kekuasaannya
10. Pemimpin
menekankan pada visi dan nilai-nilai yang tidak tampak, mempengaruhi
pengikutnya secara tidak rasional dan elemen-elemen tak sadar lainnya dalam
hubungannya antara pemimpin dan pangikut
11. Pemimpin
memiliki keterampilan politik untuk mengatasi konflik yang terjadi diantara
pengikutnya, dan
12.
Pemimpin berpikir dalam upaya memperbaiki organisasinya.
Ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan
sebagai berikut:
·
Tipe Kharismatis
·
Tipe Paternalistis dan Maternalistis.
·
Tipe Militeristis
·
Tipe Otokratis/Otoritatif
·
Tipe Laisser faire
·
Tipe Populistis
·
Time Administratif
·
Tipe Demokratis
Untuk
menciptakan kepemimpinan yang efektif perlu menerapkan gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala sekolah tergantung
pada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya,diantaranya:
·
Gaya
Kepemimpinan Delegatif
·
Gaya
Kepemimpinan Partisifatif
·
Gaya
Kepemimpinan Konsultatif
·
Gaya
Kepemimpinan Instruktif
Di Indonesia kita kenal sebelas ciri pribadi
yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yang dianut oleh TNI Angkatan
Darat, yaitu:
·
Takwa
·
Ing ngarsa sung tuladha
·
Ing madya mangun karsa
·
Tut wuri handayani
·
Waspada purba wisesa
·
Ambeg para maarta
·
Prasaja
·
Satya
·
Gemi nastiti
·
Belaka
·
Legawa
Komunikasi kepemimpinan dalam organisasi
meliputi komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal terjadi berdasarkan
susunan struktur dalam organisasi itu. Terdapat komunikasi vertikal, horizontal
dan diagonal.
Daftar Pustaka
1. Rivai,
Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2. Kartono,
Kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3. Yukl, Gary.
2005. Kepemimpinan dalam Organisasi.
Jakarta: Indeks.
4. Handoko,
T.Hani. 1998. Manajemen. Yogyakarta:
BPFE.
5.
Sunyoto Munandar, Ashar. 2004. Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: UI Press.